Gurun Pasir di Pegunungan Bromo
gurun pasir atau debu mungkin termasuk langka di Indonesia, tetapi jika Anda mencoba datang ke kawasan Gunung Bromo maka gurun seperti itu benar-benar ada. Dengan kawasan gurun yang sangat luas, dan dibatasi oleh gunung-gunung tinggi akan terkesan bahwa kita seakan sedang tidak berada di nusantara.Mungkin imajinasi kita sedang berada di gurun pasir di Mesir atau Timur Tengah. Cuma bedanya pasir dan debu di Gunung Bromo lebih hitam dan halus dengan tekstur yang lebih pekat, karena pasir dan debu itu adalah lahar atau lava cair yang kemudian mengering dan menjadi pasir atau debu.
Banyak mobil atau motor yang masuk dan jalan kawasan ini membuat debu sepanjang jalan. Mirip seperti kalau kita melihat pesawat di udara yang meninggal asap. Selain debu kendaraan itu meninggal jejak di pasir yang kemudian setelah beberapa jam kemudian akan hilang sedirian setelah tertimpa oleh pasir dan debu yang menutupnya.
Gunung Bromo menjadi obyek wisata favorit bagi yang suka dengan tantangan alam. Gunung Bromo yang merupakan bagian dari kawasan pelestarian alam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Kawan ini meliputi kawasan Gunung Bromo, Kawasan Gunung Tengger dan Gunung Semeru. Ketiga gunung ini mejadi objek yang menarik untuk dikunjungi.
Taman yang paling banyak dikunjungi oleh para wisatawan ini terletak pada ketinggian 1.000-3.676 meter di atas permukaan laut. Suku udara relatif dingin dan sebaiknya para pengunjung yang akan datang ke kawasan ini bersiap dengan pakaian penghamat seperti jaket dan sejenisnya.
Gunung Bromo termasuk gunung vulkanik yang aktifitasnya masih aktif. Gunung Bromo, Gunung Tengger dan Gunung Semere yang berangkai karena berdekatan yang masuk di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur ini adalah gunung berapi aktif. Gunung-gunung ini merupakan rangkaian besar pegunungan yang terbentang sepanjang Pulau Jawa.
Pasir dan debu tersebut dihasilkan dari kaldera yang berada di tiga gunung berapi Bromo, Tengger dan Semeru. Kawah yang sangat besar ini tetap menghasilkan lapa panas dari kedalaman bumi dengan derajat yang diperkirakan mencapai 1000 Celcius yang dapat melukmatkan bebatuan menjadi lapa. Asap tebal dan debu akan terus dihasilkan dari kawah raksasa ini, sehingga disekitar pegunungan Bromo akan banyak padang pasir debu vulkanik.
Didalam dasarnya kawah Tengger luasn kaldera 5.290 ha, sedangkan untuk gunung Bromo luasnya 2.392 ha, dan luas kaldera gunung Batok 2.600 m.
Bagi Anda yang ingin menuju ke Gunung Bromo bisa langsung saja ke Surabaya jika menggunakan moda transportasi udara. Dari Bandara Soekarno Hatta kita mendarat di Bandara Juanda, Surabaya. Dari Juanda ada beberapa pilihan untuk mencapai Kabupaten Probolinggo.
Jika kita menggunakan bus Bungurasih Surabaya, pilih jurusan Jember atau Banyuwangi, pada saat bus telah sampai Probolinggo kita bisa minta turun kepada kondektur. Hati-hatii terlewati, nanti jika terlewati kita bisa sampai ke Banyuwangi.
Untuk menuju Probolinggo kita bisa juga menggunakan kereta api. Melalui Stasiun Kereta Api Gubeng, Surabaya, kita naik kereta api Mutiara Timur jurusan Surabaya-Banyuwangi dengan membeli tiket menuju Probolinggo.
Dari Probolinggo kita bisa naik angkutan umum (angkot) yang menuju ke Kecamatan Ngadisari dengan ongkos sekitar Rp. 25 ribu. Dari sini kita harus sabar karena angkutan menuju ke Bromo memang masih sulit.
Di desa Ngadisari karena memang biasa banyak turis baik lokal maupun mancanegara maka kita tidak sulit untuk mendapatkan penginapan. Baik hotel atau hanya sekedar losmen biasa, harganya relatif murah berkisar Rp. 100 ribu sampai Rp. 300 saja.
Photografer : Yogga Yerriandha/Adli Irvansyah.
Nama;ashabul urfi
Kelas;XI ips A
No ;8
sumber : http://news.indonesianvoices.com/index.php/pariwisata-indonesia/1311-gurun-pasir-di-pegunungan-bromo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar